Om Swastiastu,
Pada Sabtu, 28 Pebruari 2015 Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, Bapak Prof. I Ketut Widnya melaksanakan kunjungan ke Pura Penataran Luhur Medang Kamulan. Ikut mendampingi Beliau, Pembimas Hindu Jatim Bapak Ida Bagus Made Windya, S.Ag, dan Bapak Anom. Beliau tiba di pura pukul 10.15 WIB dan disambut oleh Jero Sepuh LMK Kadek Sumanila beserta pengurus rumah tangga pura dan Umat Hindu Desa Mondoluku. Rombongan langsung melihat-lihat pelinggih di pura. Pada waktu Jero Sepuh menjelaskan tentang adanya Pelinggih Gedong Lingga Kamulan yang merupakan tempat para leluhur tanah jawa dari Kerajaan Mataram Kuno sampai Kerajaan Majapahit dari Raja sampai rakyatnya yang mencapai jutaan distanakan pada pelinggih tersebut. Bapak Prof. I Ketut Widnya juga menyampaikan bahwa konsepnya itu sama dengan Krisna yang mana alam semesta yang luas ini ada dalam mulut Beliau.
Selanjutnya rombongan menuju ke Wantilan Jenggolo. Pada kesempatan tersebut Bapak Jero Sepuh LMK Kadek Sumanila menyampaikan tentang adanya konsep Jawa yang diterapkan di Pura ini, baik Pelinggihnya, Bantennya maupun Keseniannya. Juga disampaikan bahwa akan dibuat lagi pelinggih untuk Gajah Mada, Nyi Roro Kidul dan Bhagawan Wiswakarma (Wenadi) yang merupakan perancang / arsitek pura. Jero Sepuh juga menginginkan adanya perluasan tanah pura sehingga bisa dipakai untuk keperluan di masa depan. Juga adanya rencana pembangunan pasraman untuk para umat yang sudah sepuh/tua, yang mana banyak dari mereka tidak mempunyai tempat berlindung karena anak-anaknya sudah berpindah kepercayaan, sehingga mereka tidak terurus sampai meninggal. Dengan adanya pasraman tersebut mereka bisa tenang menjalani hari tuanya.
Bapak Prof. I Ketut Widnya menyampaikan bahwa Beliau sangat suka dengan suasana pura ini, juga umat yang saling mendukung satu sama lain, meski kecil tetapi kalau bersatu bisa menjadi kuat. Suasana ini terus dipelihara dan kalau bisa terus ditingkatkan. Bapak Prof. I Ketut Widnya juga sangat mendukung adanya tempat untuk memuja leluhur ini, bahkan Beliau menyampaikan bahwa pemujaan Leluhur sebenarnya sudah terjadi sebelum Hindu masuk ke Nusantara ini. Dan sebenarnya para Leluhur tersebut masih berkuasa meski secara niskala. Dan dengan adanya pelinggih untuk menstanakan Beliau maka kita semua akan mendapatkan kesejahteraan. Terhadap adanya rencana perluasan tanah Beliau sangat mendukung sekali. Beliau bahkan menginginkan adanya suatu yayasan yang khusus mengurus masalah ini. Hal ini karena dalam beberapa tahun ini banyak orang yang ingin datang ke pura untuk bersembahyang dan menenangkan diri setelah selama seminggu bekerja keras. Mereka ingin mencari kepuasan spiritual sehingga nantinya akan banyak orang yang datang ke pura. Makanya nanti dalam beberapa tahun kedepan bisa jadi tempat pura ini tidak akan bisa menampung banyaknya umat. Oleh karena itu perluasan area pura penting untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, Beliau menyampaikan agar bisa mengajukan permintaan bantuan lewat Pembimas Jawa Timur. Juga untuk pembuatan pelinggih yang belum ada agar segera mengajukan permintaan bantuan.
Selanjutnya semeton menuju ke Beji Sumber Kahuripan Sendang Kamulyan untuk melaksanakan penglukatan. Setelah itu matur piuning ke Lingga Yoni dan Pelinggih Resi.
Seteleh itu Umat menuju ke Mandala Utama melaksanakan persembahyangan bersama.
Setelah persembahyangan, Umat kemudian menuju ke Wantilan untuk makan siang.
Pukul 12.30 WIB Bapak Dirjen dan rombongan kembali ke Surabaya.
Om Shanti Shanti Shanti Om
Komentar